Tahun-tahun terakhir di perguruan tinggi sering kali menjadi ‘momok’
bagi kebanyakan mahasiswa. Mengapa demikian? Menjelang berakhirnya masa
kuliah, banyak sekali tugas yang harus dihadapi oleh mahasiswa baik
Strata 1 (S1) maupun Strata 2 (S2), salah satu di antaranya adalah
penulisan skripsi bagi mahasiswa S1 dan tesis bagi mahasiswa S2. Skripsi/tesis dirasakan oleh mahasiswa sebagai ujian terberat yang
mau tidak mau harus dijalani dengan sukses untuk memperoleh gelar
sarjana. Siap atau tidak siap, setiap mahasiswa di tahun akhir wajib
menghadapi skripsi/tesis. Jika ingin lulus cepat, maka segeralah susun
skripsi/tesis Anda. Namun jika tidak, bersiaplah untuk memperoleh gelar
‘mahasiswa abadi’ di kampus Anda. Tentunya Anda tidak menginginkan gelar
tersebut bukan?
Saat ini memang telah banyak universitas dan sekolah tinggi yang
membuka jalur skripsi dan non-skripsi. Namun keduanya tentu memiliki
konsekuensi pertanggungjawaban tersendiri atas ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama perkuliahan. Pada jalur skripsi sudah jelas bahwa
mahasiswa harus menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana.
Sementara pada jalur non skripsi, mahasiswa harus mengikuti mata kuliah
pengganti yang menunjang keahlian dan mengikuti ujian untuk setiap mata
kuliah. Selain itu, lulusan jalur non skripsi umumnya terkendala jika
ingin melanjutkan ke jenjang program S2, karena tidak semua universitas
memiliki kebijakan sama dalam penerimaan mahasiswa program tersebut.
Apapun jalurnya, penyusunan skripsi/tesis merupakan salah satu
perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni:
- Pendidikan dan pengajaran
- Penelitian dan pengembangan
- Pengabdian pada masyarakat
Kembali pada penyusunan dan penulisan skripsi/tesis, proses ini
dinilai penting karena pada prinsipnya lulusan S1/S2 dipersiapkan
sebagai tenaga ahli yang harus memiliki pengalaman dalam penelitian.
Berkenaan dengan hal tersebut, penyusunan skripsi/tesis sebenarnya
tidaklah menakutkan seperti yang selama ini dibayangkan oleh kebanyakan
mahasiswa. Istilah ‘menakutkan’ tersebut hanya akan berlaku bagi
mahasiswa yang tidak memiliki persiapan, sedangkan bagi mahasiswa yang
telah siap, maka akan menghadapi proses tersebut dengan mudah.
Penyusunan dan penulisan skripsi/tesis merupakan rangkaian proses
yang saling berkesinambungan untuk menghasilkan suatu karya tulis yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebagai suatu proses tentunya
membutuhkan waktu yang tidak sebentar, minimal 3 (tiga) bulan, jika
pada setiap tahapan berjalan dengan lancar. Adapun tahapan dalam proses
penyusunan dan penulisan skripsi/tesis dapat ditunjukkan melalui skema
berikut ini.
Dari
skema di atas tampak bahwa penyusunan skripsi/tesis merupakan proses
yang cukup panjang. Apa yang harus dilakukan agar memiliki persiapan
matang untuk menyusun skripsi/tesis? Secara prinsip, persiapan yang
diperlukan mencakup 3 (tiga) faktor yakni kognitif, psikologis, dan
finansial yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penyusunan dan penulisan skripsi/tesis tentunya membutuhkan pemikiran
yang berbasis ilmu pengetahuan. Artinya, materi yang akan disajikan
mencakup permasalahan, teori yang mendasari, dan juga penyelesaian atas
permasalahan yang diangkat haruslah dipandang dari sudut pengetahuan
faktual yang empiris.
Anda dituntut memiliki gambaran jelas mengenai topik permasalahan
yang akan diteliti dan dikaji. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah
menguasai intisari dari skripsi/tesis sehingga nantinya lebih mudah
dalam mempresentasikan dan ‘memprovokasi’ dosen pembimbing untuk
menyetujui topik tersebut.
Kesiapan secara kognitif tidak akan berarti jika tidak didukung
dengan kesiapan psikologis. Sebagai contoh misalnya, Anda telah memahami
dan menguasai permasalahan yang akan diangkat menjadi topik dalam
skripsi/tesis, namun Anda tidak memiliki keberanian dan kepercayaan diri
untuk mempresentasikannya di depan dosen pembimbing. Apa yang akan
terjadi? Anda tidak akan bisa meyakinkan dosen pembimbing Anda bahwa
topik tersebut menarik dan layak untuk diteliti serta dikaji lebih
lanjut. Hasilnya, pemahaman dan penguasaan Anda secara kognitif terhadap
materi skripsi/tesis akan sia-sia. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
Artinya, jika Anda hanya memiliki keberanian dan kepercayaan diri tetapi
tidak didukung dengan kesiapan secara kognitif, maka proses penyusunan
dan penulisan skripsi/tesis Anda tidak akan mengalami kemajuan apalagi
mencapai
finish.
Anda siap secara kognitif dan psikologis, namun tidak memiliki biaya
untuk mendanai proses penyusunan dan penulisan skripsi/tesis, sama juga
bohong. Tanpa dana, tentunya proses tersebut tidak dapat dijalankan.
Dana dibutuhkan untuk membiayai setiap lembar kertas yang digunakan
mencetak hasil pemikiran Anda baik dalam bentuk proposal maupun
rangkaian bab, proses penelitian, pengolahan data, hingga persiapan
materi presentasi saat pendadaran skripsi atau pembelaan tesis. Selain
itu, biaya penjilidan skripsi/tesis juga perlu Anda siapkan.
Bagaimana mempersiapkan ketiga faktor tersebut dengan mudah? Anda
tidak perlu khawatir, berikut ini akan disajikan trik-trik agar Anda
memiliki persiapan matang dalam proses penyusunan dan penulisan
skripsi/tesis.
1. Pilih Topik yang Diminati
Apa jadinya jika Anda dihadapkan pada makanan yang tidak Anda sukai?
Tentu Anda tidak memiliki selera untuk memakannya. Demikian pula halnya
dengan pemilihan topik skripsi/tesis. Pilihlah topik yang Anda minati.
Minat dapat dipahami sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Adanya minat terhadap suatu objek akan memberikan dorongan
positif yang kuat untuk mengetahui seluk beluk objek tersebut. Ketika
menghadapi suatu objek yang sangat diminati, maka Anda akan bersemangat
untuk ‘menguliti’ objek tersebut.
Penyusunan dan penulisan skripsi/tesis merupakan suatu rangkaian
proses yang saling terkait. Dari awal hingga akhir proses tersebut,
Andalah yang bertindak sebagai subjek, dimana Anda harus menemukan
permasalahan atas topik yang dipilih, membangun landasan teori,
menentukan metode penelitian, melakukan penelitian, mengolah data
penelitian, memecahkan permasalahan yang ada berdasarkan hasil
penelitian, dan mempertanggungjawabkan hasil penelitian tersebut. Jika
Anda mengambil topik yang tidak diminati, maka Anda sendiri yang akan
mengalami kesulitan selama proses penyusunan dan penulisan
skripsi/tesis. Berbeda apabila topik yang Anda pilih sesuai dengan minat
Anda, maka setiap tahapan dalam proses skripsi/tesis akan dapat dilalui
dengan lebih mudah.
2. Lakukan Survei Pendahuluan
Secara prinsip suatu proses apapun dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Dalam konteks penyusunan skripsi/tesis juga tidak lepas
dari faktor kedua faktor tersebut. Khusus untuk faktor eksternal, Anda
bisa saja menghadapi keterbatasan literatur, keterbatasan waktu
konsultasi dengan dosen pembimbing, penolakan dari responden, dan lain
sebagainya. Beragam faktor tersebut tentunya tidak bisa Anda kendalikan.
Meskipun demikian, setidaknya Anda dapat mengantisipasi agar
faktor-faktor tersebut tidak menjadi kendala. Bagaimana caranya? Lakukan
survei pendahuluan.
Secara teknis survei pendahuluan dapat dilakukan dengan wawancara dan
observasi sederhana terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan proses
penyusunan dan penulisan skripsi/tesis. Survei pendahuluan tersebut
tentunya dilakukan secara non-formal sebatas untuk memperoleh informasi
berkenaan dengan setiap tahapan yang akan dilakukan.
3. Lakukan Pendekatan Dengan Dosen Pembimbing
Kebijakan terhadap penentuan dosen pembimbing pada setiap kampus
tidak selalu sama. Ada yang sudah ditentukan, dan ada pula yang
memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih sendiri dosen
pembimbingnya.
Jika dalam kampus Anda berlaku kebijakan yang pertama, yakni dosen
pembimbing sudah ditentukan, maka cobalah untuk melakukan pendekatan
dengan dosen pembimbing. Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui
karakter dari dosen pembimbing tersebut, mencakup sifat, kebiasaan,
kegemaran, dan juga hal-hal yang tidak disukai. Secara umum dosen
pembimbing akan lebih menyukai mahasiswa yang aktif, cerdas, kritis,
disiplin, dan tepat waktu. Apabila Anda menerapkan hal-hal tersebut,
dosen pembimbing yang terkenal
‘killer’ sekalipun akan rela dan senang membimbing Anda.
Sementara bagi Anda yang memiliki kebebasan untuk memilih dosen
pembimbing, ada trik tersendiri. Untuk memperoleh pembimbingan
skripsi/tesis yang maksimal, pilihlah dosen pembimbing yang memiliki
‘jam terbang’ standar. Artinya, dosen pembimbing tidak disibukkan dengan
aktivitas baik di dalam maupun di luar kampus. Selain itu, jumlah
mahasiswa yang dibimbing tidak terlalu banyak. Dengan begitu, dosen
pembimbing akan memiliki waktu lebih banyak untuk memberikan bimbingan
skripsi/tesis, sehingga proses yang nantinya Anda lalui tidak akan
mengalami banyak hambatan.
4. Konsultasikan Judul yang Dipilih Dengan Dosen Pembimbing
Perbedaan persepsi mengenai topik skripsi/tesis antara mahasiswa
dengan dosen pembimbing bisa jadi menimbulkan komunikasi yang salah di
antara keduanya. Untuk menghindari hal tersebut, Anda perlu melakukan
konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai judul yang dipilih.
Perlu Anda sadari bahwa dosen pembimbing bukanlah orang yang maha
pintar dan maha mengetahui segala permasalahan. Meskipun demikian,
jangan pula Anda meremehkan kemampuan mereka secara intelektual dan
empiris. Anda hanya butuh rasa percaya diri ketika berkonsultasi dengan
dosen pembimbing. Ada baiknya jika Anda memberikan penjelasan singkat
mengenai judul tersebut dan permasalahan yang akan dikaji. Hal ini
dimaksudkan agar dosen pembimbing memiliki persepsi dan sudut pandang
yang sama dengan Anda mengenai judul dan permasalahan yang diajukan.
Jangan pernah takut untuk berargumen meski di depan dosen pembimbing,
karena dari kemampuan berargumen itulah dosen pembimbing bisa menilai
kapasitas Anda dalam memahami permasalahan dari judul yang
dikonsultasikan.
5. Siapkan Literatur yang Dibutuhkan
Ketika menentukan judul, pastikan bahwa judul tersebut didukung
dengan teori-teori yang mudah ditemukan di beragam literatur baik buku,
jurnal, artikel, dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar pada saat
penyusunan landasan teori, Anda tidak mengalami kesulitan menemukan
teori-teori pendukung judul yang dipilih.
Literatur yang dipersiapkan sejak awal akan memberikan manfaat bagi Anda, di antaranya adalah:
- Anda akan merasa lebih tenang karena telah menemukan bahan atau
sumber untuk menyusun landasan teori berkenaan dengan permasalahan dari
judul yang akan dikaji lebih dalam.
- Anda bisa menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai permasalahan yang dikaji dengan membaca beragam literatur tersebut.
- Anda bisa memperoleh gambaran mengenai beragam permasalahan dan solusinya terkait dengan judul skripsi/tesis Anda.
6. Siapkan Dana
Ketersediaan dana menjadi salah satu faktor yang turut berperan dalam
memberikan tekanan pada mahasiswa. Banyak mahasiswa yang menginginkan
agar penyusunan skripsi/tesis berbiaya rendah. Namun, seringkali rencana
tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga dana yang telah disiapkan tidak
cukup untuk membiayai seluruh proses penyusunan skripsi/tesis.
Lantas, bagaimana caranya memperoleh tambahan dana atau setidaknya
menghemat biaya skripsi/tesis? Proses penyusunan skripsi/tesis memang
membutuhkan konsentrasi. Namun, untuk memenuhi kebutuhan dana, Anda bisa
mencari pekerjaan paruh waktu, misalnya saja memberi les tambahan
siswa SD atau SMP secara privat.
Segala sesuatu jika dipersiapkan dengan baik umumnya akan memperoleh
hasil yang baik juga. Demikian pula halnya dengan penyusunan dan
penulisan skripsi/tesis. Oleh sebab itu, persiapkan dengan matang
skripsi/tesis Anda agar dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Sumber :
Sumber