Minggu, 21 Februari 2010

Valentine Para Jomblo
Di sudut kota kecil Ende, sudut Hotel Flores yang namanya saja hotel, namun sebenarnya bukan hotel, lebih mirip penginapan, bergerombol remaja yang sedang asyik menikmati mie ayam pak Reny. Mereka nampak riuh, asyik duduk lesehan di luar warung, diatas tikar ala kadarnya. Ada Koko, biang heboh kelompok itu, gayanya yang persis bencong dengan tingkah genit menggoda. Ada Satria, cowok cool nan manis. Satunya lagi Bimo, si macho berkulit sawo matang dengan mata tajam bak elang. Ceweknya ada si Mita, si criwis berambut sebahu. Duduk bersama mereka Lula yang pendiam tapi pinter dan Kikan yang jago nyanyi namun suka tertawa. Mereka sahabat satu sekolah namun tidak sekelas. Karena ini bulan Februari, maka topik pembicaraan mereka berputar pada cinta dan cinta.
"Ealah, bentar lagi valentine yak?!" Koko membuka perbincangan, sambil mulutnya sesekali dikipas-kipas karena kepedisan.
"Iya nih, bentar lagi wahahaha, gimana Bim ... " Sambar Mita si criwis. Bimo yang merasa namanya disebut-sebut menoleh.
"Loh kok saya? Gimana apanya?" tanya Bimo pura-pura bego.
"Jangan kura-kura dalam perahu dey, jangan pura-pura tidak tauk, gimana si Vanya gebetanmu itu? Sudahkah kalian jadian? Sudahkah kalian merencanakan malam Valentine nanti?" cerocos Koko dan di iyakan Mita. Kikan mulai bersenandung, suara cewek itu bagus sekali.
"Emang Bimo sungguhan ma Vanya?" tanya Satria kalem. Koko mendelik. Lula menatap Bimo, menuntut jawabannya.
"Vanya .. uhm .. ga jadi ..." waaaaaa ... koor kecewa terdengar dari mulut masing-masing.
"Aku cinta kamu .. makin cinta kepadamu ..." Kikan bukan lagi bersenandung, tapi sudah mulai menyanyi. Mereka semua menoleh ke arah Kikan.
"Ups, sorry .. seandainya Bimo jadian sama Vanya, saya bakal nyanyiin lagu ini di depan kalian berdua deh .. Hahahahaha" Kikan tersenyum penuh arti.
"Ok oke .. cukup! Saya dan Vanya ga ada apa-apanya. Kita hanya temenan, suer! Lagian, mending kumpul-kumpul ma kalian di sini deh dari pada berdua Vanya." Koko menjerit. Lula menindih jari kakinya tanpa sengaja.
"Aduh sorry Ko, ga sengaja kok .." wajah Lula memerah.
"Sengaja ga sengaja, kaki saya sakit tauk! By the way, Bim, bukannya lebih asik bila berdua-duaan sama Vanya ketimbang duduk bareng kita-kita?" Koko cepat sekali mengalihkan kembali omongannya pada Bimo.
"Well, kalian ga sepenuhnya tau gimana Vanya sih .." Bimo tidak meneruskan. Mita penasaran.
"Emang Vanya kenapa? Tulalit gitu kalau ngomong?!!!!!" tebak Mita. Bimo menoleh sekejap ke arah Mita kemudian mengangguk.
"Masa sih Bim?" Lula ikut penasaran.
"Hu`uh, masa sih Bim .. saya ga percaya deh." timpal Satria. Bimo menarik napas panjang.
"Mita bukan hanya tulalit, tapi juga self center banget kalau ngomong. Saya dianggapnya pendengar radio yang setia. Ga boleh menyela, ga dikasih kesempatan ngomong, bahkan berdehem saja tidak boleh." waaaaaa ... koor melecehkan kembali terdengar dari mulut masing-masing.
"Oh begitu?! Ga disangka deh .. bencih deh sama cewek kayak gituh." Koko mengibas-ngibaskan rambutnya persis penghuni taman lawang, hehehehe. Bimo hanya bisa mengangkat bahu pasrah.
"Ya udah, cari lagi dong Bim. Kamu the most wanted boy in our school!" timpal Lula. Bimo menggeleng.
"Ga deh, saya lebih senang begini-begini saja. Atau kalian berlima sudah ga suka saya gabung di sini?" tanya Bimo. Koko menjerit lagi, ampun deh, tingkahnya, genit-genit manja.
"Uuuhhh, jangan dong Bim, jangan!! Kalau belum ada yang cocok, saya bersedia kok jagi pengisi kekosongan kamu ..."
"Huuuuuuuu" serentak anak-anak yang lain mencibir. Si Mita malah menjambak rambut Koko gemas.
"Eh Ko, kamu itu ga bakal bikin nafsu tauk! Saya yang cewek aja ga bisa on liat kamu bugil, apalagi cowok!" umpat Mita, disambut tawa anak-anak lain.
"Biyarrrinnnn .. yang penting pe de .." balas Koko sambil mengedipkan matanya. Mirip boneka india getu. Wahhahaha.

Mata Lula menerawang. Mita menyikut Koko. Koko menatap Lula iba. Satria memperhatikan Koko, dibalas Koko dengan kedipan mata, Satria muntah. Bimo menyeruput es tehnya. Kikan kembali bersenandung ...
"Menanti kejujuran, harapkan kepastian .. hanya itu yang sanggup aku lakukan .. Hahahaha lagu lama ..." Kikan menatap Mita, Mita melotot.
"Luuuuuuuuuuuuu .. Lulaaaaaaaa .." Koko mulai deh genitnya. Lula kaget. Matanya yang menerawang nampak kosong sesaat.
"Eh .. apa?!" tanya Lula. Koko menghembuskan napas kesal.
"Kenapa? Kenapa menerawang? Mikir Dion? Aih Luuuu udah deh, cowok kayak gitu ga usah dipikirin!" kata Koko.
"Iah Luuu .. ngapain juga nunggu Dion? Dia itu cowok seribu janji. Bisanya bikin janji doang, ga ada satu pun yang ditepati. Eh Kikan, setop! Nyanyi lagu lain kek .." Kikan tersadar. Benar, lagu yang baru saja didendangkannya itu cocok bener sama cerita cinta Lula. Kikan menutup mulutnya.
"Ga .. saya ga mikir Dion, ngapain? Dia sudah senang di Kupang sana sama cewek barunya. Saya ga mengharapkan dia lagi, sumpah!" nampak Lula bersungguh-sungguh.
"Syukur deh Lu. Kamu itu pintar, ga sepadan memang sama si Dion. Dari dulu kan saya sudah bilang, kamunya saja yang ngotot percaya sama Dion." sambar Bimo. Bimo, teman Dion. So, Bimo tau luar dalemnya Dion.
"Iya iya .. makasih. Makanya saya bersyukur banget masih punya kalian, saya bisa lebih kuat." timpal Lula. Mereka terdiam lagi. Koko memesan satu mangkok mie ayam lagi.
"Eh Ko, makan pa doyan siy?!" Mita ga tahan lihat tingkah Koko. Dicubitnya pipi cowok itu. Koko, lagi-lagi menjerit manja.
"Auuuoooooooo .. jangan dicubit dong Mit, ntar si Firman marah loh ma saya." kata-kata Koko barusan bikin semuanya tersadar. Firman, cowok Mita. Firman yang pendiam dan anak rumahan. Firman yang dengan kasar telah men-cap Mita sebagai cewek malam yang ga bener. Mita langsung mengkerut, duduk sandaran ke dinding hotel Flores. Koko membekap mulutnya sendiri.
"Koko!!!! Ngapain sih kamu? Emberrrrrrrrr" bentak Kikan. Koko ikut-ikutan mengkeret ke dinding.
"Maapin saya Mit, ga sengaja tadi .. maap yah .. plis plis plis Mit .." tampang Koko kalau lagi gitu innocent sekali. Bikin hati luluh deh. Satria mencibir, dasar bencong!

Mita melirik ke arah teman-temannya yang pada ikutan diam. Lula kembali menerawang, Kikan bersenandung kecil, Koko ikutan diam di sampingnya sedangkan Satria menatap Koko tajam.
"Udeh udeh .. ga pa pa kok. Saya justru bersyukur putus dari kekangan Firman. Saya bisa keluar bareng kalian lagi. Coba kalau dulu saya masih sama Firman, ga mungkin dong saya bisa santai-santai gini sama kalian. Ga boleh saya keluar malam sama kalian. Tapi saya ga tahan, ini kan hidup saya? Firman ga punya hak buat ngatur-ngatur saya." kata Mita kemudian. Yang lain menarik napas lega.
"Iyah Mit, setuju!" timpal Koko. Satria masih melotot ke arah Koko.
"Idih Sat, napah sih? Mita sendiri ga marah kok. Lagian, saya lagi bikin rencana, kalau ketemu Firman nanti, mau saya cincang habis hatinya dengan kata-kata kasar!" Bimo kaget. Gilingan bener si Koko.
"Emang bisa kamu?" tantang Satria. Koko mengangguk mantap.
"Bisa, biar mulutnya yang kayak perempuan itu sadar! Enak saja ngata-ngatain Mita cewek malam yang ga bener! Otaknya tuh yang ga bener!" wahahaha Kikan tertawa keras.
"Betul! Cowok kok bermulut wanita!" Lula manggut-manggut.
"Betul nih Ko?! Kalau nanti rencanamu itu berjalan, kamu tak traktir mie ayam sepuasnya deh!" tantang Satria lagi. Koko tersenyum penuh arti sambil ngajak Satria tozz. "TOZZ!"

Kikan was was. Dari tadi dia tertawa hanya untuk menutupi perasaannya. Takut kalau si ember Koko malah menyinggung perasaannya ke Satria. Satria sebenarnya melotot dari tadi juga begitu. Takut Koko ember bocorin perasaannya ke Kikan. Tapi terlambat, Koko dengan percaya diri dan gaya becongnya telah dengan amat sangat cepat bicara.
"Nah, giliran Kikan ma Satria nih. Gimana Sat, nyatain malam ini saja dong, biar yang lain tau gimana hatimu sama Kikan. Tul ga Kan? Kikan juga suka kamu kok Sat. Suerrr!!!" Koko mengangkat dua jarinya ke udara. Bimo, Mita dan Lula terkejut. Rupanya selama ini ada sesuatu antara kedua teman mereka itu. Mulut Kikan dan Satria ternganga, ga percaya pada apa yang baru saja mereka dengar.
"Koookkkoooo!!!!!!!!" jerit Kikan dan Satria bersamaan. Koko dengan cueknya memperhatikan jari tangannya. Bimo, Lula dan Mita cekikikan.
"Kalau memang cintaaaa pilih kitaaaa ..." kali ini Mita yang nyanyi. Kikan tertunduk malu. Satria melirik malu-malu ke arah Kikan.
"Eh Kan, gimana tuh liriknya, saya lupa .." kata Mita. Kikan menggeleng manja. Lula dan Bimo masih cekikikan. Cinta dimana-mana sama saja, bikin wajah memerah dan yang bersangkutan tersipu.
"Kan .." tanpa disangka Satria memanggil Kikan. Kikan terkejut. Ditatapnya bola mata Satria yang penuh cinta itu.
"Sat .. ya .. uhm .." Koko kali ini menjerit lagi. Semua kaget.
"Ko!!! Kamu tuh ya, kalau ga menyela pembicaraan orang satu kali saja mati kali ye!" bentak Mita. Koko balas mendelik.
"Eh, Satria, Kikan ... kalian berdua tuh jangan kayak anak kecil dong. Huh, pakai acara malu-malu segala ... lucu tauk!" emberrrr ... Akhirnya Kikan tertawa, ciri khas cewek itu, disambung dengan tawa Satria. Semuanya tertawa. Malam itu warung mie ayam pak Reny benar-benar rame sama ulah para jomblo ini, eh ... kecuali Satria dan Kikan, karena keduanya langsung jadian malam ini juga, atas bantuan Koko tentunya.

"Hey hey .. giliran saya dong ... saya ma siapa yah?" tanya Koko genit. Whuuuu langsung anak-anak pada koor. Mita yang memang gemas banget ma Koko langsung menjambak rambut cowok lemah lembut itu dan mencium pipinya.
"Oh my God! Tidak! Jangan kamu Mit ... jangan!! Saya ga tahan sama cewek cerewet seperti kamu!" ceracau Koko sambil me lap pipinya. Anak-anak tertawa.
"Ya udah, ngejomblo terus, sampai dapat pasangan .." timpal Bimo. Di iya kan yang lain. Kecuali Kikan dan Satria, keduanya nampak asik ngobrol berdua, berada dalam dunia cinta mereka yang baru.
"Saattttt Satriaaaaaa ... jangan lupakan saya yah. Jangan kacang lupa kulit, dah dapat yang baru, saya dilupakan .." Koko bertingkah.
"Yeee kamu ngaku kulit kacang kan? Dimana-mana, kulit kacang itu dibuang taukkk." koment Mita. Koko mendelik ke arah Mita, membalas menjambak rambut Mita dan mencium pipinya. Mwah! Mita menjerit-jerit jijay sama ulah Koko. Kikan terbahak-bahak.

Itu hanya sepenggal obrolan para jomblo menjelang valentine. Ya begitulah, sebelum valentine mereka pada ribut dan ribet sendiri. Begitu valentine tiba, mereka malah asik ikutan pesta valentine tanpa ada yang ngelarang. Jomblo sih, bebas ke mana saja! Warung pak Reny masih jadi tempat obrolan para jomblo, yang sekarang berkurang anggotanya. Tinggal Koko, Bimo, Mita dan Lula. Semoga di valentine tahun depan, mereka sudah tak ngejomblo lagi. Ntah si Koko ... bisa dapat pasangan ga yah? hihihihikkkk

0 komentar:

Posting Komentar